Panduan Menjawab Pertanyaan Anak

Oktober 19, 2017

​Bagaimana kalau anak bertanya tentang begini ;

Arsy itu apa ?

Faris waktu itu (suka ngulang kisah sebelum dia lahir) ada dimana ?

Apa Allaah itu (bisa) marah ?
Bagaimana menjelaskan pada balita dengan ilmu yg tepat.
 Ttg "arsy" dan istilah-istilah lain yg belum terjangkau akal anak:

1. Sebutkan apa adanya, dan diakhiri dengan kaidah.

2. Atau sebutkan apa adanya, sambil diakhiri dengan pertanyaan balik utk membuat anak berpikir.
--

Kenapa "apa adanya"?
Krn memang agama ini dibangun di atas dalil. Dalil shahih diyakini dengan iman.
Kalau kita mau semuanya serba konkrit, maka sampai kapan kita ragu mengajarkan ke anak tentang surga, neraka, haudh, shirath, dst. (Ini pun menjelaskannya bertahap sesuai jenjang usia anak).
Bahkan...kita sendiri sbg orang dewasa, ketika mendengar kajian ttg tauhid -- misalnya: Allah beristiwa' di atas arsy, Allah punya tangan tapi tangan Allah tidak sama dgn tangan makhluk-Nya -- kira-kira apa yg ada di benak kita? Apakah kita boleh membayangkan dan bertanya-tanya konkrit tangan Allah seperti apa?
Jelas ngga boleh.

Karena kita memahami agama ini dengan dalil. Bila Rasulullah tdk sebutkan perinciannya, sudah...kita "sami'na wa atho'na". Kami dengar dan kami taat.
Itulah iman.
Jadi, poin penting pertama adalah:

Fitrah iman anak itu sudah pada asalnya ada. Tinggal bagaimana orang tua yakin atau tidak bahwa anak itu punya fitrah iman.
كل مولود يولد على الفطرة
"Setiap anak terlahir di atas fitrah keislaman." (HR. Bukhari dan Muslim)

1⃣ Cara pertama:
Sebutkan apa adanya dan diakhiri dengan kaidah.
Allah ber-istiwa di atas arsy.

Arsy itu makhluk Allah yang besaaaaar sekali. 

Dan Allah jaaaaaauh lebih besaaar daripada Arsy.

Allah itu yang punya Arsy.

Arsy patuh kepada Allah.
(Akhiri dengan kaidah):

Rasulullah ceritakan seperti itu. Faris percaya ngga sama Rasulullah? Kalau mama percaya loh....
Inilah bentuk membenarkan berita yg dibawa oleh Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam. Ini adalah wujud syahadat kita "Wa asyhadu anna muhammadan rasulullah".

-- selesai --
Kalau mama mau mendapat wawasan lebih rinci tentang arsy, silakan baca di tautan ini:
https://khotbahjumat.com/3044-mengenal-arasy-makhluk-ciptaan-allah-yang-terbesar.html

Nanti bisa dipilah mana yg cocok untuk anak.

2⃣ Cara kedua:
 Sebutkan apa adanya dan diakhiri dengan pertanyaan balik supaya anak berpikir
-- metode ini yang paling sering kami gunakan saat berdiskusi. 

Mirip seperti cara pertama (kita jelaskan tentang arsy adalah makhluk Allah yang sangat besar...dst).
Tapi...
Diakhiri dengan "umpan balik" ke anak:
"Arsy itu punyanya Allah. Nanti kalau orang masuk surga, bisa loh lihat wajahnya Allah. Adik mau lihat wajah Allah di surga ngga? Kalau ibu sih mau bangetttt."

➡ Metode "umpan balik" seperti ini adalah salah satu cara yang digunakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika menjawab pertanyaan seorang sahabat. Berikut ini haditsnya:
Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”

Orang tersebut menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari no. 6171 dan Muslim no. 2639) >> https://rumaysho.com/2114-cenderung-cinta-padanya.html

Perhatikanlah salah satu pelajaran penting dari hadits tsb, yaitu metode pendidikan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Ada kalanya, pendidik tidak perlu menjawab seluruh pertanyaan anak didik.
Ada kalanya, akan lebih baik bila pendidik mengalihkan fokus anak ke hal lain yg jauh lebih bermanfaat.

Dalam hadits Jibril, ketika Rasulullah ditanya:
وأخبرني عن الساعة
Jawaban beliau shallallahu 'alaihi wa sallam adalah:
ما المسؤول عنها بأعلم من السائل
"Orang yg ditanyai tidaklah lebih tahu dibandingkan penanya."
Jadi, konteksnya diperhatikan.

Metode dlm hadits Anas di atas bisa kita terapkan ke anak.
Untuk seusia mereka, intinya lebih baik tahu pondasi ilmu lalu amalkan konsekuensinya. Dari situ insyaallah fitrah keimanannya akan terjaga, dan anak akan terbiasa dengan gandengan "ilmu dan amal".

Anak tahu Allah punya arsy.
Cukup dijelaskan ringkas tentang sifat arsy.
Lalu diberitahukan bahwa Allah yg punya arsy.
Maka, kalau penasaran sama arsy, kira-kira lebih suka mana: cuma lihat arsy atau langsung ketemu Allah di surga dan memandang wajah-Nya?
Makanya..kalau masuk surga.. Rajin shalat, zikir, berdoa, berbuat baik, patuh kpd orang tua, dll.

PERTANYAAN KEDUA
Faris sebelum lahir ada di mana?
>> 

Metode menjawabnya mirip tentang menjawab tentang arsy tadi.
Bedanya, di sini mama perlu tahu tentang alam rahim.
https://almanhaj.or.id/2884-proses-penciptaan-manusia-dan-ditetapkannya-amalan-hamba-1.html
https://ibnuabbaskendari.wordpress.com/2014/01/28/keajaiban-alam-rahim/

PERTANYAAN KETIGA
Apakah Allah bisa marah?
>>

Iya, Allah bisa marah/murka. Secara sederhana, bisa disampaikan ke anak (utamanya anak usia balita): Ya, Allah marah kalau hamba-Nya tidak mau patuh kepada-Nya.
https://muslim.or.id/18978-mengimani-sifat-murka-allah.html
https://rumaysho.com/2538-faedah-tauhid-4-rahmat-allah-mendahului-murka-nya.html

PERTANYAAN KEEMPAT
Tentang hantu
>>

Kita bisa katakan begini ke anak:
- Hantu itu ngga ada.
- Yang ada cuma jin. Jin itu ada yang baik dan ada yang jahat.
- Kita ngga boleh takut sama jin. 
- Allah akan jaga kita selama kita rajin shalat, baca Al-Quran, dan berzikir.

- Allah Mahakuasa atas semuanya. Allah bisa menghancurkan jin kalau Allau mau. Makanya, jangan takut sama jin. Kita minta sama Allah supaya Allah jaga kita. Ingat, Nak: Allah yang Mahakuasa.
Bahan bacaan buat orangtua:
Jin itu seperti manusia, ada yang mukmin taat, ada yang muslim jahil, atau (muslim) munafik, atau (muslim) pendosa, dan ada juga yang kafir. Setiap jenis ini akan condong kepada yang sejenis dengannya. >> http://draftakhirat.blogspot.ae/2014/12/keterangan-syeikhul-islam-tentang-jin-dan-kebiasaan-mereka.html?m=1
--
https://muslim.or.id/12650-serial-1-alam-jin-penciptaan-dan-bentuk-fisik-jin.html
https://muslim.or.id/13024-serial-5-alam-jin-makanan-dan-minuman-jin.html
https://muslim.or.id/17811-serial-12-alam-jin-kemampuan-mencuri-berita-langit.html
--
Kalau kedua orang tua sudah paham tentang alam jin, insyaallah bisa lebih mudah menjelaskan ke anak.

PERTANYAAN KELIMA
Kenapa Allah tidak kelihatan?
>>

- Mau lihat Allah? Insyaallah kalau Adik masuk surga bisa lihat Allah. Jadi, tugas Adik sekarang adalah.....jadi anak shalih/shalihah ya, supaya bisa masuk surga.
- Allah ngga kelihatan, tapi kita bisa loh kenal Allah lewat ciptaan-Nya:  langit, bumi, hewan, tumbuhan, tubuh kita, laut, dll.

>> ini sesuai dengan penjelasan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab di kitab Tsalatsatul Ushul:
وإذا قيل لك: بما عرفت ربك؟
Kalau engkau ditanya, "Bagaimana cara mengenal Rabb-mu?"
فقل: بآياته ومخلوقاته
"Maka katakanlah: dengan ayat-ayat-Nya dan makhluk-makhluk-Nya."
- Allah yang ciptakan langit, bumi, dll. Kalau bukan Allah yang ciptakan, siapa lagi yang bisa?
Tips tambahan:
Khusus untuk bagian ini, kita sebenarnya bisa jelaskan lewat segala hal yg dilihat anak sehari-hari. Sambil mengiringi dengan metode pendukung.

Misalnya, utk anak yg usianya 4,5thn dan 7,5thn.
*

M: Kalau ke masjid, biasa lihat tiang nggak
F: Iya.
M: Itu supaya masjidnya ngga roboh.. (Sambil kasih ekspresi bangunan roboh).
M: Nah, coba lihat rumah kita. Ada temboknya ngga?
Kakak dan Adik lihat ke sekeliling. Jawab: Ada.

M: Kira-kira kalau temboknya ngga ada, bisa berdiri ngga rumahnya, ngga roboh?
Anak-anak masih bingung, belum bisa membayangkan.

Lalu mama ambilkan kertas sehelai, pura-puranya jadi atap. Lalu ambil pensil 4 buah, pura-puranya jadi tiang.
Tunjukkan ke anak.

M: Ini tiangnya 4 kan? Bisa berdiri. Coba mama ambil 1 tiangnya.
(Eh..eh...oleng).
M: mama ambil 2, eh...jatuh. (Anak-anak ketawa).
M: Sekarang, lihat ke jendela. Langit di luar itu ada tiangnya?
F: Ngga ada.
M: Nah, hebat kan Allah buat langitnya ngga roboh, padahal ngga punya tiang.

>> ini adalah deksripsi utk ayat:
اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا
"Allah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat." (QS. Ar-Ra'd: 2)
Dan...
Tidak semua yang ada/eksis pasti tampak secara kasat mata

Ini kaidah kehidupan.
Kalau ada orang yg ngga percaya: 
- Coba aja minta dia basahin tangannya, habis itu taruh tangan yg basah itu di stop-kontak.
- Atau...coba tutup hidungnya, jangan bernapas karena wujud O2 itu ngga kelihatan.
Jadi, yg tampak apanya?
Atsar (bekasnya).
Listrik itu ngga kelihatan, tapi kalau listrik mati, ibu ngga bisa masak pake rice cooker. Es krim di kulkas pada meleleh. Mau kipas anginan? Kipasin aja pake kipas sate, soalnya kipas listrik lagi ngga bisa nyala. Kalau masih ngga percaya, coba aja rasakan sensasi kesetrum.
O2 dan CO2 juga ngga kelihatan. Tapi, coba tutup hidung semenit. Sanggupkah?
Meski ngga kelihatan oleh mata, O2 itu eksis. Buktinya? Ini kita bisa napas. Coba kalau sesak napas, mesti dibawa ke RS lalu dikasih tabung oksigen.
Meski kita ngga bisa lihat bahwa salah satu hasil respirasi kita adalah H2O, kita waktu kecil suka main "napas-napasan" di kaca kan? Lalu... Kaca jadi berembun karena embusan napas kita.

PERTANYAAN KEENAM
Buku sains sebagai penunjang.
>>

Bisa, untuk mendukung. Asalkan sains yg mengikuti Al-Quran, bukan Al-Quran yang di- othak-athik-gathuk supaya pas dengan sains.
Banyak isi Al-Quran yang meminta kita berpikir, tadabbur, dan merenung.
Maka, 
Perenungan tentang penciptaan alam semesta seisinya ini seharusnya bisa menambah keimanan, bukan malah membuat manusia jadi pongah.
وَفِي أَنْفُسِكُمْ ۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ
"Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?" (QS. Adz-Dzariyat: 21)

PERTANYAAN KETUJUH
Cara menumbuhkan iman di hati anak.
>>

1. Anak dilatih utk berdoa sungguh-sungguh utk dirinya sendiri. Utamanya doa:
يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
Orang tua juga perlu selalu mendoakan anaknya.

2. Membaca Al-Quran dan merenunginya.
Meski anak udah lancar membaca atau belum, orang tua sebaiknya rutin membacakan terjemahan Al-Quran untuk anak.
Dan...diselingi dengan mengaitkan hal tsb dengan kejadian di sekelilingnya. Supaya, anak tahu bahwa Al-Quran itu bukan hanya "pajangan" di rak buku.
Tapi... Utk dibaca, dipahami, direnungi, dan diamalkan.
Kalau kita bisa asyik membaca buku-buku lain, maka Al-Quran lebih pantas untuk kita baca.

3. Dekatkan anak ke majelis ilmu.
Sebisa mungkin, keluarga punya agenda rutin untuk datang bersama-sama ke majelis ta'lim.
Mungkin anak belum paham sepenuhnya tentang isi ta'lim tsb, tapi insyaallah banyak manfaatnya:
- Anak ikut mendapat sakinah, krn majelis ilmu itu dinaungi dgn sakinah, mawaddah, dan rahmah.
- Ala bisa karena biasa. Sebagaimana "refreshing" (piknik) bisa jadi agenda rutin, kenapa utk ke majelis ilmu kita ngga bisa rutinkan?
Wallahu a'lam.

PERTANYAAN KEDELAPAN
Tentang dekatnya Allah
>>

- Allah ber-istiwa di atas arsy.
- Jadi, Allah itu bukan di mana-mana, bukan di hati, dll. Allah ber-istiwa' di atas arsy.
- Tapi ... makna "Allah dekat dengan hamba-Nya" adalah: Allah dekat dengan ilmu-Nya.
Manusia itu mesti dekat dulu baru bisa tahu keadaan seseorang, atau harus terkoneksi dengan media komunikasi. 
Tapi Allah tidak terbatas seperti manusia. Allah Maha Mengetahui segalanya, dan dia ber-istiwa di atas arsy.
Meski Allah di atas arsy, Allah tahu kalau kita lagi sedih, Allah tahu kalau kita baru saja shalat di kamar, Allah tahu kita bohong atau jujur, dll..
Silakan baca lebih rinci di:
https://rumaysho.com/629-salah-paham-dengan-ayat-kami-lebih-dekat-dari-urat-leher.html
Dan...
https://rumaysho.com/1734-allah-begitu-ekat-pada-orang-yang-berdoa.html
https://rumaysho.com/8278-tafsir-ayat-puasa-8-allah-itu-dekat-dalam-doa.html

PERTANYAAN KESEMBILAN
Pluralisme

- Pertama, jelaskan dulu ke anak bahwa dalam sudut pandang Islam, orang kafir itu ada 4: dzimmi, musta'man, muahad, dan harbi.
- Kedua, jelaskan bahwa islam dan kafir itu jelas-jelas beda. Kita ngga boleh jadikan orang kafir sebagai sahabat. Tapi...mereka tetap punya hak yg wajib kita penuhi.
Lebih rinci:
https://buletin.muslim.or.id/aqidah/toleransi-terhadap-non-muslim-dan-batasannya
https://rumaysho.com/714-interaksi-dengan-non-muslim-yang-dibolehkan.html
- Adab terhadap orang kafir:
https://almanhaj.or.id/2942-adab-adab-kepada-orang-kafir.html

✅ selesai

You Might Also Like

0 komentar