Hidup Memang Kadang Nggak Adil

Oktober 19, 2012


Dalam kehidupan sehari-hari kadang kita dihadapin sama sebuah pernyataan “Life is not fair” atau “hidup itu tak adil”, termasuk menyangkut berbagai kejadian yang relevan dengannya. Apakah anda merasa setuju dengan pernyataan tersebut ? Siapa yang pernah berpikir atau merasakan hal yang sama ?
Dulu, waktu masih kecil banyak banget mungkin dari kita yang nggak memikirkan atau nggak menyadarinya. Terutama bagi mereka yang kehidupannya relatif damai sejahtera, tercukupi segala kebutuhan dari orang tuanya.
Ada moment-moment yang memancing kesadaranku akan sebuah realita ini, dimana salah satunya adalah ketika memiliki sahabat yang selama berhubungan dengannya terbukti menunjukkan kualitas intelektualnya. Hanya saja karena banyak sebab yang terkait erat dengan tidak adanya dukungan finansial maupun perhatian akan pendidikan dari orang tuanya, ia hanya bisa tamat SMA di kampung halaman aja so harus berjuang merantau ke kota seorang diri, mengenyam berbagai pekerjaan termasuk yang barangkali dianggap rendahan, dan sudah pernah berpindah-pindah kerja dari waktu ke waktu. Padahal, aku tau kalo kemampuan berpikir, daya nalar, kreativitas, sikap kritis, dan rasa ingin tahunya melebihi banyak mahasiswa atau lulusan universitas yang saya ketahui. “What a waste of talent !” Sebuah potensi yang tak termaksimalkan dari seorang anak bangsa yang berkualitas.
Semenjak itu setiap kali aku ngeliat anak-anak gelandangan atau yang meminta-minta di perempatan jalan, yang terbersit di pikiran adalah kehidupan yang memang tak adil bagi sebagian (banyak) orang. Aku masih ingat ketika masih remaja, ada teman yang berkata kira-kira begini kepada salah seorang anak kecil yang meminta-minta, “Dik, kalau ingin sukses (kaya/dapat uang) jangan minta-minta, tapi belajar di sekolah.” Ketika itu aku menganggap biasa aja atau ngerasa nggak ada yang salah dari ucapan tersebut. Tapi, saat ini saku pasti bakal berpikir dua kali.
Aku yakin di antara anak-anak gelandangan dan pengemis itu banyak yang kepengen sekolah kaya anak-anak lain, temen-temennya. Di antara mereka itu juga nggak sedikit yang punya rasa ingin tahu ato semangat belajar yang besar. Pernah aku ketemu sama anak-anak kecil yang biasanya meminta-minta atau berjualan di perempatan jalan berkumpul bersama teman-temannya membaca dengan serius berita atau artikel di surat kabar, walaupun dengan terbata-bata, sambil bersimpuh di trotoar jalan. Sebenarnya, orang tua mereka lah yang tidak mengarahkan, tidak berusaha, atau tidak mementingkan pendidikan bagi anak-anak mereka. Anak-anak kecil yang polos dan lugu itu pastinya nggak bakal ngerti gimana pentingnya sekolah buat masa depan. Mereka cuma bisa ngikutin arahan orang tua atau pengasuh mereka. Kalau orang tua nggak menyekolahkan mereka, tentu tak bisa kita menyalahkan atau berbicara pada anak-anak kecil itu bahwa mereka seharusnya sekolah daripada meminta-minta. Orang tuanya lah yang seharusnya kita salahkan. Tapi dilemastis banget kalo ngeliat kondisi keluarga mereka yang hidup kekurangan,buat makan aja susah apalagi buat sekolah..:(
 Kalo ditarik benang merahnya ke atas, tanggung jawabnya bakalan sampai ke masyarakat atau pemerintah yang nggak mau peduli sama masa depan sebagian generasi penerus bangsa ini.
Kisah sahabatku dan nasib anak-anak jalanan tersebut Cuma salah satu contoh kecil di sudut di dunia ini, sebuah gambaran atau contoh betapa hidup itu terkadang tak adil. Tapi belumlah cukup waktu itu buat aku memaknai hakekatnya dan sampai pada pernyataan kalo memang hidup itu nggk adil. Adalah komentar yang pernah dikeluarkan seorang dosenku pas ngebalas email yang nguatin atau negasin di pikiran saya tentang hal ini.
Dalam kehidupan bakal mudah kita nemuin orang-orang yang memiliki pekerjaan di bidang tertentu yang lebih berat dan sulit, tapi digaji lebih rendah daripada orang-orang yang bekerja di bidang lain (nggak masalah dan bukan nggak fair kalo dalam pekerjaan yang lebih sulit itu terdapat passion, kepuasan batin,dan minat/semangat yang tinggi dari mereka yang bekerja). Ada orang yang terlahir dari keluarga kaya raya, dengan semua kebutuhan tercukupi dengan mudah. Untuk masalah pendidikan, mereka tinggal belajar dan bisa disekolahkan oleh orang tua mereka bahkan sampe ke luar negeri. Di antara mereka banyak juga yang tinggal meneruskan bisnis atau perusahaan yang telah dirintis oleh orang tua atau keluarga. Di satu sisi, ada juga orang yang semasa kecilnya harus hidup serba kekurangan dan penuh dengan keprihatinan. Untuk bersekolah pun harus berhutang ke sana sini atau sambil bekerja untuk menambal kekurangannya.
Ada orang yang terlahir dengan muka pas-pas an (paling nggak, nggak bisa dibilang nggak jelek2 amatlah :D),apalagi yang terlahir dengan cacat di tubuhnya. Di satu sisi, ada yang terlahir dengan kesehatan yang baik, fisik yang prima, dan tampang yang memikat.
Ada yang terlahir sebagai seorang yang cerdas, memiliki daya hapal/ daya ingat yang kuat sehingga mudah dalam belajar atau memahami sesuatu. Di sisi lain, ada yang terlahir dengan otak pas-pasan sehingga harus belajar ekstra keras, berulang-ulang kali dalam kurun waktu tertentu untuk memahami sesuatu.
Ada yang terlahir dengan orang tua yang lengkap serta mendapatkan kasih sayang penuh dari kedua orangtua / keluarganya. Ada yang terlahir tanpa pernah melihat kedua orang tuanya. Ada juga yang harus menerima kenyataan pahit memiliki keluarga yang berantakan alias broken home yang diwarnai percekcokan di antara kedua orang tuanya atau bahkan terpaksa single parent.
Masih banyak lagi contoh-contoh tentang realita kehidupan yang nggk sama atau nggak adil yang dialami satu orang dengan yang lain.
Ada satu hal pengen aku tekanin disini kalo ada berbagai faktor penyebab kesuksesan seseorang (dalam konteks kacamata keduniawian). Nggak selamanya dan nggak selalu apa yang diperoleh seseorang, bila dibandingkan dengan yang diperoleh orang lain, adalah gambaran seberapa keras hasil usaha dan kerja kerasnya dibandingkan usaha atau kerja keras orang lain.
Ilustrasinya,  kalo A bekerja lebih keras dan lebih rajin daripada si B, belum tentu posisi si A lebih tinggi daripada si B di mata dunia.
Itulah kenyataannya, dan itulah suatu realita kerasnya dan tidak fair nya kehidupan.

So, apa kita harus bersedih hati, patah semangat, putus asa, atau takut menghadapi kenyataan kaya gitu? Apa perlu orang-orang yang menghadapi kenyataan bahwa memang dunia nggak berpihak pada mereka trus mengeluarkan kata-kata umpatan atau protes pada kehidupan itu sendiri ?
Nggak perlu kaya gitu. Masing-masing orang memang sudah ada suratan takdirnya. Tugas kita cuma berusaha dengan sebaik-baiknya, selalu meningkatkan kualitas diri, mempelajari segala kesalahan dan kekurangan yang ada, lalu memanfaatnya untuk hari esok yang lebih baik. Bolehlah dari sudut pandang dunia orang lain lebih tinggi posisinya atau lebih mudah menggapai cita-cita dan kenyamanan hidupnya. Tapi perlu diingat kalo hari ini, detik ini, bukanlah titik akhir atau garis finish dari kehidupan itu sendiri. Masih ada hari-hari panjang ke depan untuk mengejar ketertinggalan sampai ajal pun tiba. Dan posisi yang diperoleh seseorang saat ini bukanlah tolak ukur yang objektif tentang arti sebuah kesuksesan yang sesungguhnya. Nggakk ada indahnya sebuah kesuksesan yang didapat tanpa banyak kisah, cucuran keringat, dan air mata. Bisa sampai pada anak tangga teratas beranjak dari anak tangga di tengah-tengah tentunya nggak sehebat orang yang sampai pada tangga teratas (atau barangkali cuma sampai di tiga perempatnya) tapi diperolehnya mulai dari anak tangga yang paling bawah. 

Yeay!! bagiku tolak ukur kesuksesan yang sesungguhnya itu adalah seberapa jauh dan seberapa besar usaha yang telah dikeluarkan untuk memanfaatkan potensi yang kita miliki dalam kehidupan.
Anak jenius jadi juara kelas itu biasa, tapi adalah luar biasa anak biasa yang mengalahkan sang jenius dengan kerja kerasnya. Ini diakibatkan sang jenius gagal memanfaatkan potensi dirinya semaksimal mungkin yang nggak seharusnya bisa dikalahkan oleh anak biasa. Sang jenius baru layak dihargai jika ia berhasil berkreasi dan menemukan penemuan penting dalam kehidupan yang bermanfaat bagi dirinya dan sesama. Well, I am talking about the difference level of playing ground here. Barulah adil kalau tikus diadu sesama tikus, atau kucing diadu sesama kucing. Jika tikus diadu dengan kucing, ya harusnya kucing (pasti) akan menang, walaupun tak betul-betul 100% kemungkinan kucing tak terkalahkan oleh tikus (lols, hanya ada dalam kartun Tom & Jerry).

So, dalam hidup nggak usahlah kita terlalu berorientasi melihat posisi yang diperoleh orang lain. Fokus saja pada pencapaian atau perolehan pribadi sebaik-baik mungkin dengan memanfaatkan potensi dan kekuatan diri yang ada dan dengan kerja keras. Dalam hidup, kita nggak tahu bener  kok apakah memang orang yang posisinya di atas kita lebih dikarenakan dunia yang lebih berpihak pada mereka. Bisa jadi mereka memang di atas kita karena mereka lebih keras usahanya, lebih banyak cucuran keringat dan air matanya, hanya aja kita nggak  pernah mengetahuinya. Hmm,,,bisa aja orang yang kita anggap berbahagia atu udah dalam kondisi ternyamannya, ternyata sebenarnya adalah juga belum merasa puas, bahagia ato masih ingin sesuatu yang lebih baik, sama kaya apa yang diri kita rasain. Hanya aja kita nggak pernah menyadarinya karena terhalang oleh perasaa iri dan dengki. (istighfar…Ya Allah selalu ingatkan hamba agar tidak merasa iri dan dengki bahkan sibuk melihat dan selalu ingin meraih pujian dari sesama)

Pada prinsipnya dalam hidup tetap berlaku prinsip: siapa yang menabur benih dialah yang akan menuai hasilnya. Orang yang terus berusaha keras, tak pernah patah semangat dan putus asa, nggak peduli halangan dan berapa banyak kegagalan yang akan atau yang sudah terlewatkan, pada akhirnya ia  bakalan sampai juga pada kesuksesan itu. Hanya tinggal menunggu waktunya saja. Mungkin cuma dua hal yang barangkali bisa menggagalkan pencapaian tersebut , yang pertama ajal dan kedua takdir Allah. Tapi, walaupun takdir nggak berpihak padanya seperti diakibatkan ajal yang terlanjur cepat datang, sesungguhnya ia sudah menjadi pemenang. Sebagai umat beragama, hasil usaha kerja kerasnya akan sampai juga padanya dengan bentuk yang lebih baik di kehidupan setelah mati asalkan selama berusaha di dunia ia tetap tak lupa sama Allah, tetep istiqomah melakukan segala usaha sesuai perintah Allah n ikhlas hanya mencari ridho Allah. Dan harus diingat segala usaha manusia, termasuk dalam rangka memenuhi kebutuhan di dunianya, asalkan dilakukan dengan niat yang baik, pasti diberi ganjaran pahala dari Allah. 

Gimana dengan orang-orang yang merasa dirinya telah sukses ? Kalo ia sadar, ia pasti berfikir  nggak semua selalu dan semata-mata keberhasilannya diperoleh hanya karena hasil kerja kerasnya (karena sesungguhnya ada banyak faktor yang mempengaruhi kesuksesan itu, termasuk keberuntungan/takdir). So seharusnya ia menjauhi sifat sombong atau lupa diri. Ia harusnya banyak bersyukur dan menggunakan nikmat yang diperolehnya tersebut dengan jalan yang baik dan bijaksana. Selain itu perlu diingat, kalo ia berada di atas sekarang, belum tentu besok atau selamanya akan tetap begitu adanya. Hidup terkadang bagaikan roda berputar, kadang di atas kadang di bawah. Allah Maha membolak balikan segala sesuatu dengan mudahnya.

Udah banyak contoh jatuhnya bahkan bisa dibilang terjunnya seseorang dari titik tertinggi kehidupannya semata-mata karena keterlenaannya akan kehidupan itu sendiri. Dan perlu diingat juga, kalo ia punya agama, punya Allah, sesungguhnya kehidupan dunia ini adalah sementara dan nggak ada apa-apanya di bandingkan kehidupan setelahnya. Nggak peduli seberapa banyak harta bendanya saat ini, seberapa besar pengaruh dan kekuasaannya, sesungguhnya pada akhirnya ia juga akan mati. Dan kelak segala usaha, amal perbuatannya akan dipertanggung jawabkan dihadapan dan dibalas seadil-adilnya oleh Allah.

Hidup memang terkadang nggak adil, dan seringkali keras. Tapi tetaplah berbesar hati dan berusaha sebaik yang kita bisa. Jangan sedih bagi yang belum berhasil dalam hidup, dan jangan pula lupa diri bagi yang telah merasakan kesuksesan tersebut. Sesungguhnya baik dan buruk,enak nggak enak, susah seneng semua itu cobaan dari Allah.








Top of Form
Bottom of Form

You Might Also Like

2 komentar

  1. hello
    Ibu saya Isabella, pemberi pinjaman pinjaman peribadi, saya memberi pinjaman wang kepada orang yang memerlukan bantuan kewangan segera, dan orang-orang yang menolak kredit dari bank-bank kerana skor kredit yang rendah, pinjaman perniagaan, pinjaman pendidikan, pinjaman kereta, pinjaman rumah, syarikat-syarikat kredit dan banyak lebih, atau anda mahu membayar hutang atau gadaian, atau anda sebelum ini telah scammed oleh pemberi pinjaman wang palsu? Tahniah anda kini berada di tempat yang betul, dengan Isabella MORGAN PINJAMAN PERKHIDMATAN, perkhidmatan pinjaman dipercayai, yang menyediakan pinjaman pada kadar faedah yang sangat rendah sebanyak 2%, kami telah meletakkan satu pengakhiran kepada semua masalah. kita menggunakan medium ini untuk memberitahu anda bahawa kami menyediakan bantuan sulit dan akan bersedia untuk menawarkan pinjaman. Jadi hubungi kami hari ini melalui e-mel pada: isabellamorganloanservice@gmail.com
    .We Adakah di sini untuk membantu penyediaan perkhidmatan yang lebih baik !!

    BalasHapus
  2. Saya Widya Okta, saya ingin bersaksi pekerjaan Allah yang baik dalam hidup saya kepada orang-orang saya yang mencari pinjaman di asia karena buruk ekonomi di beberapa bagian, seperti Indonesia, Malaysia dan lain-lain. Apakah mereka orang yang mencari pinjaman di antara kamu? Maka Anda harus sangat berhati-hati karena banyak perusahaan pinjaman penipuan di sini di internet, tetapi mereka masih asli sekali di perusahaan pinjaman palsu. Saya telah menjadi korban dari suatu penipuan pemberi pinjaman 6-kredit, saya kehilangan begitu banyak uang karena saya mencari pinjaman dari perusahaan mereka. Aku hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang-orang dari utang saya sendiri, sebelum aku rilis dari penjara dan seorang teman yang saya saya menjelaskan situasi saya kemudian memperkenalkan saya ke perusahaan pinjaman reliabl yang SANDRAOVIALOANFIRM. Saya mendapat pinjaman saya Rp900,000,000 dari SANDRAOVIALOANFIRM sangat mudah dalam 24 jam yang saya diterapkan, Jadi saya memutuskan untuk berbagi pekerjaan yang baik dari Allah melalui SANDRAOVIALOANFIRM dalam kehidupan keluarga saya. Saya meminta saran Anda jika Anda membutuhkan pinjaman Anda SANDRAOVIALOANFIRM kontak yang lebih baik. menghubungi mereka melalui email:. (sandraovialoanfirm@gmail.com)
    Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya di (widyaokta750@gmail.com) jika Anda merasa sulit atau ingin prosedur untuk memperoleh pinjaman.

    BalasHapus