JAKARTA : Kembali Travelling Bersama Anak-Anak bagian 1

November 15, 2017

Pagi ini kami sekeluarga sudah hectic sekali, dimulai dari anak-anak bangun pagi sekali (tumben-tumbennya sebelum adzan subuh semuanya sudah bangun dan beranjak dari kasur), dilanjutkan dengan adegan Irbad bergelayut manja saat saya akan sholat subuh. Entah mengapa masnya pun manja tidak karuan sampai pipispun harus ditemani oleh mama. Jarum jam bergerak terasa cepat sekali, waktu menunjukkan hampir pukul 06.00 dan saya belum selesai juga menyiapkan bekal untuk perjalanan kami hari ini. Bagaiman tidak pusing saya ketika masak kskip dengan insiden-insiden kecil seperti ada yang minta pup lah, minta disiapkan air hangat untuk mandi, belum lagi hujan badai yang turun sejak subuh tadi membuat belakang rumah banjir sehingga memaksa suami saya untuk membuka sementara saluran air agar lebih lebar.
Setelah anak-anak semua siap dan barang bawaan juga sudah dicek barulah terpikir kalau kita belum memesan taxi online. Benar saja, traffic sedang sibuk-sibuknya. Baik taxi online maupun offline tidak ada yang bisa cepat menjemput. Melihat map tanda merah dimana-mana sedangkan jam sudah menunjukkan pukul 07.00, artinya mau tidak mau kita harus segera berangkat jika tidak ingin ketinggalan pesawat. Meskipun sudah check in, kami tetap harus memasukkan koper di bagasi dan memastikan anak-anak nyaman saat di dalam pesawat. Baiklah, mau tidak mau kami memutuskan untuk naik mobil saja ke bandara dan berencana menginapkan mobil ini sampai akhir pekan.
Setelah berhitung rupanya sama saja dengan ongkos naik taxi (itu pun diganti oleh kantor kan ). Bismillah kami berangkat dari rumah dan berdoa semoga perjalanan hari ini berjalan dengan lancar selamat sampai tujuan. Tetapi rupanya kehectican yang sesungguhnya di pagi ini baru saja dimulai. Betapa tidak? Setelah bang bang tut dan memilih lewat rute manakah kita agar cepat sampai di bandara ternyata situasi jalanan di depan perumahan pun sangat macet. Untuk keluar komplek saja kita mengantri hampir 10 menit, baru sampai jalan setelah lampu merah KDA ternyata jalan dibuka dua jalur, dan ternyata ada banjir di depan perumahan simpang taman raya. Kami bersabar dan terus berdoa agar pesawat yang kami naiki delay saja mengingat cuaca yang kurang bersahabat dan lalu lintas Batam yang macet total tanpa pergerakan. Beberapa teman di grup kantor suami menyarankan untuk tidak lewat jalan raya depan karena di situlaha titik banjir dan mereka tadi pagi tidak diizinkan lewat oleh Patroli Polisi. Sambil berharap semoga situasi jalanan sudah membaik kami sabar menyusuri jalanan yang dipenuhi oleh genangan air. Belum lagi ada drama Faris yang kebelet pipis karena tadi sebelum berangkat lupa untuk pipis terlebih dahulu. Sepertinya cerita pagi ini sangat menguras emosi, baiklah tahan napas dan atur emosi saya menyarankan kepadanya untuk pipis saja di botol bekas air mineral karena sudah tidak mungkin lagi kalau mampir dulu ke toilet umum.
Alhamdulillah jam 7.45 kami sudah sampai bandara, saya dengan menggendong Irbad mendorong troli berisi koper dan tas masuk terlebih dahulu ke dalam untuk memasukkan barang ke bagasi. Suami saya parkir mobil dan menyusul. Baru masuk ke dalam, suami saya menanyakan keberadaan tas ranselnya, dan ternyata tasnya tertinggal di mobil. Ya ampun ada-ada saja, tetapi saya sudah sangat terbiasa dengan keadaan ini. Entah berapa kali travelling bersamanya selalu ada saja yang tertinggal atau hilang karena keteledorannya jadilah suami saya lari lagi ke parkiran mengambil tas ranselnya. Baiklah sembari menunggu antri bagasi dan anak mulai lapar saya memberinya snack terlebih dahulu. Sudah selesai memasukkan koper, drama dimulai lagi, Faris minta pipis lagi karena tadi dia tidak bisa pipis di dalam botol. Dengan banyak pertanyaan dan komentar dari mulutnya saya langsung cepat-cepat membawanya ke toilet wanita dan menyuruhnya pipis. Alhamdulillah bisa keluar.
Tak lama saya mendengar info kalau pesawat kami sudah boarding. Saya menghubungi suami saya yang ternyata juga mencari kami karena saya tadi lupa mengabarkan posisi kami dimana. Setelah cek barang kami naik ke atas untuk boarding. Entah mengapa di saat rempong seperti ini ada-ada saja kejadian yang membuat suasana makin tidak kondusif. Saat pengecekan tiket, petugas meminta kami menunjukkan lagi ktp padahal entah dimana itu ktp sudah saya masukkan ke dalam dompet. Sambil menggendong Irbad dan menggandeng tangan Faris rasanya saya ingin cepat-cepat masuk ke dalam pesawat dan minum sebotol air untuk merecharge energi yang sudah lenyap sejak tadi pagi. Setelah masuk ke pesawat dan duduk sekitar 10 menit, Faris minta pipis lagi. Padahal sebelum naik ke pesawat kan dia sudah pipis, adakah ibu-ibu yang anaknya punya kebiasaan unik seperti Faris? Entah mengapa dia suka sekali mencoba toilet dimana-mana  tak lupa disertai review.
Baiklah alhamdulillah kehectican pagi ini sudah berakhir, saya bisa duduk manis dan minum air putih. Anak-anak sarapan sejenak sambil menunggu pesawat fly.
Bepergian dengan anak tergolong tidak mudah. Namun, tatkala tidak terhindarkan mengikutkan anak Anda saat bepergian karena ia terlalu kecil untuk ditinggal di rumah atau dalam suatu acara liburan keluarga di mana kehadirannya diharapkan, cermati beberapa hal di bawah ini agar anak tidak sampai mengacaukan perjalanan.
1. Persiapan cadangan snack dan susu sebanyak-banyaknya wajib jadi bagian tas perlengkapan ketika bepergian bersama bayi. Untuk anak balita, plus sediakan pula lengkap dengan kotak P3K dan obat-obatan.
2. Mama juga harus mengemas ekstra pakaian ganti bagi anak-anak dan saya sendiri. Malah jangan pernah ragu over-packing, karena sebagai orang tua kebiasaan itu dapat mencegah atau mengurangi kegusaran pun kecemasan selagi berjalan-jalan. (agar mama tidak mau dilanda stres tiba-tiba kehabisan popok di tengah perjalanan bukan?atau bahkan insiden pup yang tembus sampai ke baju dan celana *ini kejadian nyata).
3. Jika bepergian dengan pesawat terbang, disarankan untuk memilih waktu penerbangan di jam tidur anak (terutama bayi), baik waktu istirahat siang maupun malam hari. Reserve tempat duduk dekat sayap/mesin. Sebab white noise akan menenangkan dan cenderung membuat bayi mengantuk.
4. Pabean bandara dan pihak maskapai umumnya memberikan keleluasaan untuk penumpang yang membawa anak, kami tidak perlu masuk dalam antrean saat hendak naik ke pesawat.
5. Menyusui bayi atau memberikannya empeng dot, selama lepas landas dan mendarat. Gerak mengisap akan membantu memerangi tekanan udara pada telinga sensitif mereka.
6. Sebagai ibu menyusui, yang perlu diingat yaitu bahwa terbang bisa menghasilkan dehidrasi. Jadi mama harus minum banyak air secara periodik, terutama di dalam perjalanan panjang(long flight). Bagi ibu yang membawa balita yang tengah aktif; buku mewarnai, mobil favorit, aneka mainan yang dapat membuatnya asyik, supaya menjadi distraksi dan mengatasi kesulitan menyuruh duduk tenang di kursi pesawat selama di udara.
7. Senantiasa bawa cukin untuk menggendong bayi Anda. Selain lebih memudahkan Anda berjalan-jalan (kedua tangan bebas), si bayi akan riang dan merasa aman nyaman berada lekat dengan mamanya
8. Ajak pula anak-anak memahami sedikit demi sedikit konsep traveling. Mulai dari hal sederhana. Misalnya menerangkan jenis-jenis transportasi untuk mencapai suatu tempat.
Tidak ada kesempatan sebaik ini untuk memberi perspektif yang benar—sejak kecil— mengenai sebuah perjalanan, yang pelan-pelan akan memproses jiwa traveler dalam dirinya. Segi positifnya traveling dengan anak kecil? Mama bisa merasakan ketakjuban berbagai keindahan dari visi kanak-kanak yang masih serba segar. Dengan anak kecil di sisi, mama "terpaksa" berlambat-lambat sehingga dapat lebih menikmati lingkungan sekitar. Ini keterbatasan yang sejatinya menyingkap makna-makna baru. Tambah lagi, dunia keingintahuan mereka tentang segala sesuatu turut menjamah pola pikir mama. Selamat menjelajah sepuasnya!
Oleh karena itu, para ibu baru tidak usah dipenuhi frustasi saat harus membawa serta anak berlanglang. Walau bakal menjadi perjalanan menguras energi, tapi cobalah trik yang betul, dipastikan perjalanan bersama anak—bayi atau balita—lancar. Dan tentu saja di balik itu, mama punya travel buddy yang menyenangkan. Baiklah ini cerita pagi kami, alhamdulillah pesawat sudah landing di bandara soekarno hatta ditemani awan mendung dan angin sepoi-sepoi. Anak-anak tertidur saat di pesawat jadi saat turun masih malas-malasan. Tunggu kelanjutan cerita kami next. 

You Might Also Like

1 komentar

  1. Mauu ikuutt k jekardaahh �� #salfok

    Hectic bgt ya mba persiapannya ��

    BalasHapus