Peran Ayah dalam Pendidikan Fitrah Seksualitas Anak

Agustus 18, 2019


Seberapa pentingkah peran Ayah terhadap pendidikan fitrah seksualitas Anak?


SANGAT PENTING!


• “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena allah telah melebihkan kaum laki-laki dari kaum perempuan, dan karena laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka” (QS. An-nisa : 34). Dari ayat tersebut terpapar jelas bahwa Ayah adalah imam keluarga. Ayah yang bertanggungjawab menjadikan keluarga akan seperti apa dan dibawa kemana. Tugas mendidik anak pun adalah tanggungjawab utama seorang ayah dengan kelebihan yang dimilikinya.
• “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS. At-tahrim: 6). Ayat ini juga ditujukan kepada para kepala keluarga. Maka jelas, pendidikan akhlak anak menjadi tanggungjawab seorang ayah.



Tantangan Ayah Masa Kini
• Ayah tidak paham dan tidak teredukasi dengan baik dalam mendidik anaknya karena sudah terbiasa dengan pola pengasuhan yang didapatkan dari orang tuanya dahulu.
• Paradigma bahwa kewajiban mengasuh anak diserahkan kepada ibu sepenuhnya.
• Absennya ayah pada proses pengasuhan di rumah karena harus bekerja di luar kota (long distance relationship).
• Kualitas dan kuantitas waktu berinteraksi dengan ayah sedikit atau hanya hari libur karena harus pergi bekerja pagi hari di saat anak belum terbangun, dan pulang di saat anak sudah terlelap.
• Terjadinya perceraian atau perpisahan suami istri oleh karena permasalahan dalam hubungan pernikahan atau karena permasalahan kesehatan fisik/psikologis suami yang mengakibatkan ayah harus terpisah dengan anaknya.
• Terjadinya perang, bencana alam, boarding school dll yang mengakibatkan anak kehilangan sosok ayahnya.
• Tidak ada sosok ayah semenjak anak lahir karena kematian ayah atau kepergian ayah yang tidak bertanggung jawab sehingga ada fase yang terlewat.



Solusi Untuk Ayah Agar Bisa Seimbang Menjalankan Perannya


1. Seorang Ayah harus menumbuhkan pondasi kepercayaan dan cinta pada anak.

2. Ayah menjalankan peran keayahannya sebagai lelaki sejati dalam pendidikan fitrah seksualitas.

3. Sebagai calon suami/calon ayah, terlebih dahulu mengedukasi diri mengenai parenting atau pendidikan berbasis fitrah. Agar setelah menikah dan memiliki anak, ayah tidak kaget atau tidak menerima perannya.

4. Menyelaraskan visi dan misi keluarga, menggali tujuan dari keluarga, menyamakan persepsi dan pandangan dengan pasangan, saling memahami for dan foe.

5. Menumbuhkan rasa percaya diri ayah dengan melibatkan setiap kegiatan ibu ketika mengurus anak sejak anak lahir.

6. Jika ingin menyekolahkan anak ke PAUD sebaiknya pilih sekolah yang mempunyai guru laki-laki dan perempuan,kecuali orang tua sudah yakin bahwa anaknya telah mendapatkan pemenuhan peran gender yang diperlukan dari ayah dan ibu di rumah.

7. Bagaimana bila orang tua terlanjur berpisah, atau ayah mengalami kematian karena suatu penyebab?
• Pada orang tua yang bercerai, ibu tidak memberikan imaji negatif tengang ayah dan tidak membatasi atau menghilangkan waktu kunjungan ayah agar tercapai kesadaran atas tugas dan peran masing-masing sebagai orang tua yang tidak akan pernah berakhir walaupun hubungan pernikahan telah berakhir.
• Pada ibu yang ditinggalkan suaminya (karena kematian atau tidak mau bertanggung jawab), maka dukungan keluarga besar yang proporsional dapat memenuhi kekosongan peran ayah, misalnya sosok laki-laki di rumah dapat digantikan oleh kakek atau paman. Tujuannya untuk pemenuhan peran gender yang diperlukan serta melengkapi kebutuhan cinta dan kasih sayang pada diri anak, sehingga dampak fatherless pada diri anak dapat dimimalisir.
• Apabila seorang ibu tidak mendapat dukungan dalam membesarkan anak dari suami atau lingkungan sekitar, maka dibutuhkan pemberdayaan diri berupa penggalian keterampilan untuk dapat memenuhi kebutuhan materi keluarga. Keterampilan yang dimiliki ibu akan mendongkrak kepercayaan dirinya, keyakinan bahwa ia dapat mengatasi permasalahan apapun yang terjadi dalam pengasuhan anak, dan kemampuan dasar dalam mengelola diri secara penuh.


You Might Also Like

0 komentar