Peran Orang Tua Dalam Mendidik Fitrah Seksualitas

Agustus 11, 2019

Fitrah adalah kondisi yang Alloh SWT berikan sejak kita lahir. Dan semua anak membawa fitrah yang baik. Di akhir zaman ini kita semua melihat banyak sekali tantangan di luar sana yang sedang dan akan dihadapi anak-anak kita. Mulai dari perilaku penyimpang yang dilakukan sebagian orang secara terang-terangan, juga gempuran tayangan dari media-media yang sepertinya sudah sangat masif sekali , astaghfirullah…

Akankah kita sebagai orangtua hanya berdiam diri??

Atau sudah cukup dengan sekedar waspada saja??

Atau malah..kepikiran untuk mensterilkan anak-anak kita dari lingkungan dan pergaulannya??

Kondisi ini tidak bisa dianggap remeh, karena anak-anak sebagai mana kita orang dewasa, adalah makhluk sosial. Tidak bisa terisolasi sendirian. Maka disinilah peran kita sebagai orang tua zaman now, untuk bisa menguatkan imunitas pada diri anak-anak kita. Bagaimana caranya? Ya dengan cara membangkitkan serta menguatkan pondasi fitrahnya dari dalam rumah, khususnya Fitrah Seksualitas ini. Mengapa?? Karena anak-anak kita adalah calon penerus peradaban dan tentunya kita ingin mereka meraih peran terbaiknya nanti.

Menumbuhkan fitrah ini adalah tanggungjawab para orangtua (ayah-ibu) dan tentu harus dididik agar tidak menyimpang dan tumbuh menjadi peran peran istimewa terbaik dan adab/akhlak termulia.

Terkait fitrah manusia maka Allah berikan landasannya di dalam Kitabullah,
Surat Ar Rum ayat 30 : ”maka hadapkanlah wajahmu pada agama dengan hanif (lurus), (tetaplah) pada fitrah Allah, yang telah menciptakan manusia atas fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan (khalq) Allah. Itulah agama yang qoyim (kokoh). Namun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”

Hal ini sejalan dengan pemahaman dari pendidikan berbasis fitrah yaitu Fitrah Based Education (FBE) yang dijelaskan oleh ustadz Harry Santosa,

Membangkitkan Fitrah Seksualitas Pra Latih 0-7 Tahun
Peran Orangtua dalam membangkitkan fitrah seksualitas pra latih antara lain

1. Dekat dengan ibu 0-2 tahun

2. Dekat dengan ayah Dan bunda 3-6 tahun. paham perbedaan laki-laki Dan perempuan.

3. Kenalkan organ tubuh ketika mandi dan bersuci/thaharah.

4. Membuat pembagian peran di rumah antara ayah dan bunda.

5. Mengenalkan batas aurat laki-laki dan perempuan.

6. Melatih tidur sendiri.

7. Menjaga hubungan suami istri di depan anak2.


Membangkitkan Fitrah Seksualitas Usia 7-14 (Pre Akil Baligh) 

1. Laki-laki didekatkan dengan ayah, perempuan didekatkan dengan ibu.

2. Dikenalkan dengan batasan aurot laki2 dan perempuan Dan rasa malu.

3. Tidur terpisah dengan orangtua.

4. Melatih peran sebagai laki-laki dan perempuan.

5. Dilatih untuk mengerjakan pekerjaan di rumah.

6. Diberikan pemahaman tentang pubertas(haidh dan mimpi basah) .

7. Menanamkan jiwa maskulinitas pada anak lelaki, Dan feminitas pada anak perempuan.

8. Dikenalkan dengan fungsi organ seksual (sex education).

9. Orangtua harus kenal dengan siapa mereka bergaul.


Dampak Yang Timbul Bila Fitrah Seksualitas Tidak Dibangkitkan 

1. Anak bingung pada identitas gendernya, bingung mengenali dirinya laki-laki atau perempuan.

2. Anak akan mudah terpengaruh oleh lingkungan disekitarnya

-Pada anak lelaki bila lebih besar pengaruh kewanitaan dari ibunya maka ia akan menjadi anak yang melambai.

-Pada anak perempuan bila lebih besar pengaruh maskulinitas ayahnya maka si gadis akan menjadi tomboy.

3. Anak pada usia yang aqil baligh akan mencari pelampiasan.

- Bila pada anak lelaki ia akan mudah mempermainkan perempuan dan kelak ketika sudah dewasa akan menjadi sosok suami/ayah yang tidak bertanggungjawab. 

- Pada anak perempuan yang kekurangan kasih sayang ayahnya akan mudah menyerahkan dirinya pada pelukan banyak lelaki karena mencari kasih sayang ayahnya yang tidak didapatnya sewaktu kecil.⚡

Berikut ini langkah langkah yang dapat diberlakukan dalam menumbuhkan fitrah seksualitas pada anak :

√ mengajarkan bagian bagian organ tubuh menggunakan istilah yang benar. Jelaskan pada anak mana organ tubuh yang boleh atau tidak boleh disentuh orang lain. Ajarkan pula anak berkata TIDAK pada siapapun yang berani menyentuh organ tubuhnya.

√ Mengenalkan batas aurat dan tanamkan rasa malu agar selalu menjaga auratnya tidak terlihat orang lain. Serta membangun peran sesuai gendernya. Melalui pengenalan gender dalam keluarga dimulai dengan yang mana ayah, ibu, saudara kandung, dilanjutkan dengan keluarga besar kakek nenek, dll jelaskan pula mana yang kami kami dan mana yang perempuan.

√ Memisahkan tempat tidur antara anak perempuan dan laki laki. Berlaku juga pada anak perempuan dengan ayahnya, dan anak laki laki dengan ibunya.

√ Memakaikan pakaian atau aksesoris sesuai gender. Hal ini harus tegas dilakukan, seringkali di masyarakat kami melihat bayi laki laki sengaja di pakaian jilbab hanya untuk bahan candaan bahkan oleh orangtuanya sendiri 😦

√ Bermain bersama anak. Orang tua hendaknya selalu menemani dan mengawasi anak anaknya ketika bermain. Permainan yang dapat menumbuhkan fitrah seksualitas ini adalah bermain peran. Tak kalah penting juga dengan menyisipkan penjelasan dengan tugas tugas gender tertentu dalam menjalankan perannya. Contoh : ibu sekarang perempuan yang bisa memasak dan mengurus segala kebutuhan rumah tangga. Sedangkan ayah tugasnya bekerja dan melindungi keluarga secara detail dengan bahasa yang mudah dipahami usianya.

Orang tua sejatinya sebagai penjaga amanah yang telah dibekali kemampuan alami dan kewajiban syar’i dalam melaksanakan tugasnya. Fitrah seksualitas ini tidak tumbuh berdiri sendiri harus pula diiringi tumbuhnya fitrah yang lainnya (fitrah keimanan, fitrah individualisasi dan fitrah sosial) agar tidak mudah ditularkan penyimpangan seksual oleh lingkungan. Kasus penyimpangan seksualitas dapat terjadi bukan karena genetik tetapi karena salah pengasuhan atau tidak diagendakan dalam pendidikan atau penularan perilaku lingkungan.

#IbuProfesional
#CatatanBelajar
#Tantangan10Hari
#Level11
#MembangkitkanFitrahSeksualitasPadaAnak
#Day5
#FitrahBasedEducation

You Might Also Like

0 komentar