Mengasuh itu Membuat Kenangan

Oktober 23, 2017

Malaikat kecil itu, menegadahkan tangannya sembari bibirnya berkomat kamit membaca sebuah doa tulus ikhlas..

'Bismika Allah huma ahya, wa bis mika amut' dan dilanjutkan dengan beberapa hafalan surat yang ia miliki, karena ia belum lancar menghafal 3 kul. 

Seorang ibu menyaksikan dengan dada penuh haru, di pinggir ujung tempat tidur sembari berdoa pada Ilah-nya, agar buah hatinya dipelihara dan ditingkatkan terus keimanannya hingga tarikan nafasnya yang terakhir kelak. 

Terbangun pagi, seorang ibu mau tidak mau mempunyai jadwal tidak tertulis didalam otaknya yang penuh dengan aktifitas dan tanggung jawab yang harus ia laksanakan hari itu. Tidak jarang, tanggung jawab dan tugasan tersebut saking banyaknya, mengalahi agenda Presiden bahkan menteri!
Sehingga, ketika si kecil dan apalagi si remaja yang bangun tidur dengan senyum diwajahnya, suka terlupa disapa. 

Ibu, yang harinya penuh dengan kegiatan, yang lebih banyak dari tidaknya adalah sebuah rutinitas, terkadang tergesa-gesa dan tanpa ekspresi mendengarkan cerita si sulung tentang kejadian lucu hari ini. Atau menjawab sekilas dan dengan mimik yang 'rutin' merasa kagum atas keberhasilan si abang meraih nilai tinggi di ujiannya pagi tadi. 

Sungguh, hal ini melulu sangat mengangguku. Oleh sebab itu, tidak akan lelah aku menulis tentangnya. Waktu

Ibu, tolong sediakan waktu. 

Setiap ada postingan yang mengingatkanku untuk memberi lebih banyak waktu untuk bermain dengan sang buah hati, selalu menimbulkan tetes mata yang menyeruak dari ujung mataku. Apatah lagi, seperti yang akan aku share di bawah ini. Yang kurang lebih mengatakan; ibu, hari ini anakmu tidak seperti kemarin. Hari ini ia lebih tua satu hari dari kemarin. Ia lebih besar satu hari dari kemarin, dan waktu kemarin yang berlalu itu, tidak akan pernah terulang kembali. Ibu sempatkan lah main dengan anakmu. Karena setiap hari baru, ibu akan kehilangan satu kesempatan untuk bermain diusianya di hari itu. Dan waktu itu, tidak akan pernah kembali lagi 😭

Congklak kah, mewarnai, bikin kalung dari makaroni, petak umpet, potong dan tempel, mengaduk adonan, mencuci beras... Semua itu hal kecil, tapi akan senantiasa terpatri di hati dan akal anak-anak kita. 

Pada akhirnya, jika ruh sudah dikeluarkan dari jiwa, bukan mainan mahal yang akan dikenang oleh mereka. Bukan pula buku sampul tebal berwarna warni yang tertumpuk apik di ruang baca. Bukan mobil mewah dan rumah besar, liburan ke London dan Disneyland yang akan terngiang-ngiang di telinga dan akal mereka. Tetapi hal kecil, curhatan sebelum tidur malam, kecupan serta pelukan. Lelucon yang bikin ketawa sampai sakit perut. Bermain dengan tepung sampai wajahnya berubah putih. Bercanda, gelitikan, main bisik-bisikkan. Itu yang akan diingat. Itu yang akan dikenang, itu...
yang akan membuat mereka menjadi orang tua yang asik dan penyayang pula kelak, kepada cucu cucu kita. 

Kasih sayang tidaklah mahal. 
Waktu adalah benda termurah yang paling berarti, yang bisa kau beri pada orang yang sangat kau cintai. 

Sebelum, terlampau letih

Sebelum naik tonasi karena berantakannya rumah hari ini. 

Duduklah ibu. Tinggalkan sejenak rutinitasmu, lepaskan letih dengan bersenda tawa, diantara tumpukan baju yg belum terlipat, diantara lantai yang licin yang belum sempat dipel, diantara tumpukan cucian piring yg memenuhi wastafelmu. 

Sungguh, anakmu tidak perduli akan semua itu. Lepaskan penatmu dengan bercanda bersama mereka, bacakan buku yang sejak tadi diminta untuk tolong dibaca. Senyum. Enjoy aja...

Selalu terpatri dalam jiwa saya.. Sepatah kata mutiara dari sang ibunda..

'Mengasuh itu, adalah membuat kenangan'

Kelak seperti apakah engkau ingin dikenang?

#celotehan ibu yang belum rela membagi waktu mengasuh anak dengan profesi

You Might Also Like

0 komentar