Roti Ala Bread Talk
Desember 09, 2012
Seperti biasa, secara berkala aku
melakukan stock opname – meriksain isi lemari penyimpan bahan kue-kue.
Kebiasaanku kalau mampir ke Toko Bahan Kue selain membeli bahan-bahan untuk
orderan di Goldoven.com, aku juga sering mencomoti bahan-bahan kue yang akan
aku gunakan untuk mencoba resep-resep baru.
Dalam hati sih mikirnya, ooh yaa aku
mau coba bikin ini ah, bikin itu ah, kebetulan ada bahannya, beli aaah … nah
setelah itu karena kesibukan kantor meningkat, ya lupa deh dengan niat mencoba
resep baru hehehe Di sini pentingnya meriksa
persediaan bahan kue secara berkala, karena tidak semua bahan kue itu bisa
tahan lama di dalam lemari loh.
Nah hasil stock opnameku yang
terakhir adalah menemukan sisa tepung komachi yang sudah dibuka dari plastik
segelnya sejumlah kurang lebih 750 gram. Waduh, aku lupa ini tepung kapan aku
beli dan teledor tidak menuliskan tanggal pembelian di bungkusnya. Akhirnya aku
mengandalkan indra penciumanku, setelah endus-endus sana sini tampaknya bau
tepungnya masih normal dan belum tengik. Wah harus segera ditindak-lanjuti nih
daripada berakhir di tempat sampah!
Kalau bikin roti, biasanya aku pakai
resep mbak Fatmah NCC seperti di resep Roti Boy Wanna-Be ini … Namun kali ini aku ingin mencoba resep
lain. Kebetulan dulu pernah baca di milis NCC sharing tentang resep roti Bread
Talk, tapi kok ya males nyari di arsip milis ya. Browsing-browsing saja deh.
Lalu nemu blog ini yang nyantumin resep Roti Abon/Fire Floss Bread Talk. Kalau
lihat blog/websitenya sih, kok gak jelas gitu siapa yang uji coba resepnya?
Tapi rasa penasaranku akhirnya membuatku memilih resep ini.
Tapi setelah ngumpulin bahan-bahan
yang dibutuhkan, ternyata ada yang kurang dan alhasil aku jadinya “ngarang”
resep sendiri
Kalau mau
coba, silakan pilih mau pakai resep aslinya atau resep hasil ngarangku …
Bahan Roti :
1 kg Tepung
terigu K2 / Tepung terigu ala Bread Talk — (aku akhirnya pakai 750 gram
komachi, 250 gram tepung Cakra)
225 gr Gula pasir
5 gr Bread improver (Baker’s Bonus)
10 gr Bread emulsifier (Ibis Blue) >> Gak punya, jadi gak pakai
20 gr Ragi instan >> satu bungkus SAF Instan 11 gram jadi total 22 gram
50 gr Susu full cream bubuk
15 gr Garam
225 gr Gula pasir
5 gr Bread improver (Baker’s Bonus)
10 gr Bread emulsifier (Ibis Blue) >> Gak punya, jadi gak pakai
20 gr Ragi instan >> satu bungkus SAF Instan 11 gram jadi total 22 gram
50 gr Susu full cream bubuk
15 gr Garam
200 ml Susu
cair full cream
100 gr Kuning telur (± dari 6 butir telur) >> ini gak pas 100 gram, sempat bingung maksudnya mau 100 gram kuning telur atau 6 kuning telur? Karena males nimbang lagi aku pakai patokan 6 kuning telur
350 ml Air es (secukupnya) >> akhirnya yang terpakai hanya 200 ml air es
100 gram Margarin >> aku pakai butter semua – Unsalted Butter
100 gram Butter >> Unsalted Butter
100 gr Kuning telur (± dari 6 butir telur) >> ini gak pas 100 gram, sempat bingung maksudnya mau 100 gram kuning telur atau 6 kuning telur? Karena males nimbang lagi aku pakai patokan 6 kuning telur
350 ml Air es (secukupnya) >> akhirnya yang terpakai hanya 200 ml air es
100 gram Margarin >> aku pakai butter semua – Unsalted Butter
100 gram Butter >> Unsalted Butter
Bahan Olesan 1 :
Kuning
telur, campur dengan sedikit madu
Bahan Olesan 2 :
3 sdm
Mayonaise
2 sdm Susu Kental Manis
1 sdm saos tomat botolan
2 sdm Susu Kental Manis
1 sdm saos tomat botolan
Cara Membuat (instruksi asli dari
blognya berikut notes dari aku):
Campur
adonan kering (tepung terigu, gula pasir, bread improver, bread emulsifier,
ragi instant, dan susu bubuk full cream) sampai semua bahan rata. Kalau aku,
sebelum adonan kering ini aku masukkan mikser Bosch, aku campur dulu di
wadah/mangkok lain lalu aku aduk rata dengan whisk.
Masukkan
susu cair, kuning telur, dan air es sedikit sedikit sampai secukupnya dulu
(jangan langsung dituang semua air esnya). Air es itu bukan sekedar air dalam
kulkas, tapi air yang dicampur es batu sehingga lebih dingin dari pada air yang
cuma disimpan di kulkas. Penuangan air es dilakukan sedikit demi sedikit sambil
memperhatikan kondisi adonan. Kalau terlihat sudah cukup lembab/lunak, tidak
perlu dihabiskan semua air esnya. Air es menjadi pengontrol tekstur adonan
karena aku tidak tahu persis kuning telur yang diminta itu sebenarnya 100 gram
atau 6 kuning telur. Karena bila kebanyakan kuning telur, nanti adonannya
terlalu lembut, apalagi kalau ditambah lagi kebanyakan air, adonannya bisa
gagal
Mixer adonan
sampai menjadi 1/2 kalis. Setengah kalis ini adonannya sudah kelihatan
tercampur rata, tapi memang belum mencapai bentuk tekstur liat bisa
diregangkan.
Tambahkan
margarin, butter dan garam. Sampai di tahap ini, adonanku terlihat lebih basah
dibandingkan bila menggunakan resep roti mba Fatmah. Sempat degdegan juga
karena dari awal sudah curiga kuning telurku kebanyakan.
Mixer lagi
hingga benar-benar kalis. Di tahap ini, untuk menjadi kalis dari 1/2 kalis
butuh waktu pengulenan adonan dengan mikser Bosch selama 30 menit. Lama juga
ya? Dan walaupun sudah kalis, adonannya masih tetap terlihat basah. Bagi
teman-teman yang sudah biasa membuat roti, please dong pencerahannya apakah
normal ya adonan masih tetap basah walau sudah kalis?
Tutup wadah
dengan handuk basah, diamkan adonan selama 20 menit.
Kempiskan
adonan dan potong menjadi masing-masing 40gr. Bentuk adonan menjadi bulat, lalu
diamkan lagi sekitar 30-60 menit sampai mengembang dengan maksimal. Setelah
mengembang adonan roti ini menjadi sangat lembut dan aku gak ngerti kenapa kok
susah membuat tampilan rotinya menjadi licin. Seperti terlihat di bawah,
permukaan roti terlihat keriput-keriput seperti ada selulitnya … hihihi
Bentuk
adonan yang sudah benar-benar mengembang menjadi agak lonjong, lalu oles dengan
bahan olesan 1. Kemudian panggang di oven yang bersuhu 170 derajat celcius
selama 15 menit. >> Karena aku tidak mau membuat roti floss abon, aku
mengisikan selai coklat ke dalam adonan dan dimasukkan ke loyang springform
untuk dijadikan roti sobek. Lalu aku olesi dengan kuning telur dicampur sedikit
susu. Rotinya mengembang sangat sempurna loohh …
Jika sudah
matang angkat dan dinginkan kue, lalu belah sedikit bagian tengahnya dan olesi
dengan bahan olesan 2. Untuk olesannya mayonaise + susu kental manis + saos
tomat bisa menggunakan perbandingan 4:2:1. Kemudian taburi dengan abon
sapi/ayam >> Aku tidak melewati fase ini ya. Rotiku setelah diisi selai
cokat, diolesi telur campur susu trus dipanggang. Dan pas manggang aku tinggal
sebentar karena ada tamu, baru teringat ketika tercium wangi roti matang. Lari
ke oven, jiaaah telat ngangkat niih! Olesan telur di toppingnya udah keburu
menyoklat dan rada mengeras gituuu …
Tapi setelah
digigit, waduuuh rotinya beneran lembuttt. Adonan mentah roti yang saat
mengembang sudah terasa sangat lembut membuktikan hasil akhir dari roti
ini memang sangat lembut.
Perhatikan
serat-serat roti yang terlihat. Terlihat beda dengan serat Roti Boy Wanna-Be yang lebih pendek dan padat. Apakah itu
pengaruh dari penggunaan tepung Komachi? — serius nanya
Dan saking
lembutnya ini roti, langsung ludes seketika sehingga aku tidak bisa mengetahui
apakah roti ini tetap mempertahankan keempukannya sampai keesokan harinya.
Mungkin besok-besok kalau nyoba bikin lagi aku sisain sepotong untuk dicek
berapa lama rotinya bisa tetap empuk.
Hanya saja
untuk percobaan kali ini aku masih gagal membuat permukaan roti saat dibentuk
menjadi licin sempurna … hhrrghh itu kenapa yaa??
Untuk
tips-tips pembuatan roti empuk bisa dibaca di sini ya …
Ohya ada
yang tanya apa itu Tepung Komachi? Tepung Komachi itu sejenis tepung terigu
juga tapi entah sudah ditambah apa sehingga roti-roti yang dibuat dengan tepung
ini menjadi lebih mengembang dan lembut. Selain tepung Komachi ada juga yang
jelas-jelas menyebut tepung roti ala Bread Talk. Jadi kalau selama ini tahunya
bikin roti itu pakai tepung protein tinggi keluaran Bogasari (cakra kembar),
sekarang jadi tahu bahwa ada tepung jenis lain lagi, yang hasilnya lebih empuk
daripada cuma pakai terigu protein tinggi biasa.
dari NCC;;
0 komentar